Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
DASAR PEMIKIRAN ASTAGATRA
Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia, yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, memberikan keyakinan kepada rakyat Indonesia bahwa dalam kehidupannya, manusia adalah sebagai mahluk pribadi sekaligus sebgai mahluk sosial serta memiliki dua segi hubungan utama yang tak dapat dipiasahkan yaitu; hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia dan lingkungannya. Dalam dinamika kehidupan hubungan ini akan menumbuhkan berbagai hubungan yang dibina secara harmonis. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan ruang hidup. Suatu ruang hidup dengan berbagai potensi yang menyertainya. Baik untuk kepentingan lahiriah (materiil) maupun batiniah (spirituil) yang mencakup kepentingan kesejahteraan dan keamanan bangsa. Bangsa Indonesia mensyukuri akan segala anugerah Tuhan, baik dalam wujud konstelasi dan posisi geografi, maupun segala isi dan potensi yang dimiliki wilayah Nusantara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat, harkat, martabat bangsa dan negara Indonesia dalam pergaulan antar bangsa. Dalam memanfaatkan isi dan potensi sumber kekayaan alam (SKA), sangat diperlukan adanya kualitas manusia Indonesia. Terlebih menghadapi penduduk yang terus bertambah, sedang bumi/alam yang menyediakan segala kebutuhan manusia dapat dikatakan relatif tetap atau tidak bertambah. Dengan kata lain bahwa manusia sebagai obyek yang terus menginginkan terpenuhinya kebutuhan yang digali dari SKA, dan sangat tergantung pada kondisi geografi, merupakan ketiga unsur/aspek alamiah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling mengkait.
Berdasarkan rumusan pengertian Tannas, sesungguhnya Tannas merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional pada saat tertentu. Sebagai kondisi yang tergantung pada waktu, ruang dan lingkungan, maka Tannas bersifat dinamis. Tiap-tiap aspek di dalam tata kehidupan nasional relatif berubah menurut waktu, ruang, dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis, sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata kehidupan nasional tersebut, diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalui suatu kesepakatan dari analisa mendalam yang dilandasi teori hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan lingkungan. Di dalam proses penyederhanaan itu jumlah aspek kehidupan nasional diredusir sampai jumlahnya sesedikit mungkin, namun tetap dapat merefleksikan ciri-ciri utama dari fenomena atau permasalahan, yang disebut ”gatra”. Sesungguhnya jumlah gatra yang digunakan satu model dapat berapa saja, akan tetapi perlu diwaspadai bahwa jumlah gatra yang terlalu banyak akan mengakibatkan gambaran kehidupan yang kompleks, sehingga tujuan penyederhanaan tidak berhasil.
Terkait dengan unsur-unsur alamiah yang melekat pada negara diperoleh pemetaan pada 3 Gatra (Trigatra) yang relatif statis yaitu gatra Geografi, Sumber Kekayaan Alam dan Kependudukan, sedangkan berdasarkan pemahaman tata hubungan manusia dalam kehidupan sosialnya diperoleh kesepakatan bahwa dalam Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia seluruh aspek kehidupan sosial dipetakan dalam 5 gatra Sosial (Pancagatra) yang bersifat dinamis dan dianggap dominan yaitu gatra Ideologi, gatra Politik, gatra Ekonomi, gatra Sosial-Budaya, gatra Pertahanan dan Keamanan.
- Walaupun Agama tidak dimunculkan sebagai gatra, namun nilai-nilai agama harus memberikan landasan moral dan etika dalam semua gatra dari pancagatra.
- Demikian pula Hukum, yang timbul dari interaksi/hubungan antara manusia dengan Manusia masuk dalam gatra Sosial-Budaya, namun selanjutnya hukum juga diperlukan sebagai dasar hukum dalam penyelenggaraan kehidupan ideologi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
- Demikian pula pengembangan IPTEK dimasukkan dalam gatra Sosial-Budaya sebagai hasil dari rasa, cipta, karsa dan karya manusia, sedangkan pemanfaatan IPTEK merupakan unsur dari gatra Ekonomi dan sebagai komoditi. Dalam Gatra Politik serta garta Pertahanan dan Keamanan, IPTEK sebagai unsur pendukun dalam sistem, dan lat peralatan yang digunakan.
Ke tiga gatra alamiah (Trigatra) bila digabungkan dengan lima gatra Sosial (Pancagatra) akan menjadi delapan gatra (Astagatra) yang merupakan model pemetaan menyeluruh dari system kehidupan nasional bangsa Indonesia. Astagatra tersebut satu sama lainnya terintegrasi secara utuh menyeluruh dan terpadu, membentuk tata laku masyarakat bangsa dan negara. Pemahaman lebih lanjut dijelaskan pada uraian singkat di abwah ini.
a. Trigatra (Gatra Alamiah); Trigatra atau gatra alamiah meliputi aspek-aspek suatu Negara yang memang sudah melekat pada Negara itu. Unsur dari setiap aspek tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap Negara. Trigatra atau gatra alamiah meliputi gatra : Geografi, Sumber Kekayaan Alam dan Kependudukan. Ketiga gatra alamiah tersebut mengandung unsure-unsur alamiah yang bersifat relative tetap atau statis.
b. Pancagatra (Gatra Sosial); ncagatra atau gatra social adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu.
Pancagatra atau gatra Sosial meliputi : gatra Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, Pertahanan dan Keamanan. Kelima gatra Sosial tersebut mengandung unsur-unsur yang bersifat dinamis. Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia selalu ditujukan pada kelima gatra Sosial tersebut. Dan oleh karena itu penanggulangannya adalah dengan upaya meningkatkan ketahanan dalam gatra ideology, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan keamanan secara utuh menyeluruh dan terpadu. Kualitas Pancagatra dalam kehidupan nasional Indonesia tersebut secara terintegrasi serta dalam interaksinya dengan Trigatra mencerminkan tingkat Ketahanan Nasional Indonesia.
Sumber : http://www.juhriabdulmuin.com & http://organisasi.org